
Peta perpolitikan di Jakarta semakin hari semakin memanas. Jurus mabok pun dikeluarkan untuk memenangkan 'idola'nya. Kali ini Mohammad Monib yang dulu pernah menyesal dan insyaf saat memilih dan mendukung Jokowi pada perhelatan pemilu 2014, sekarang membuat status kontroversi.
Status itu diterbitkan 6/3/16 dalam laman facebooknya. Dalam status tersebut, aktivis liberal ini membuat kehebohan dengan judul 'Selain Ahok, Haram Dipilih sebagai Gubernur DKI.' Berikut adalah status lengkapnya:
Status itu diterbitkan 6/3/16 dalam laman facebooknya. Dalam status tersebut, aktivis liberal ini membuat kehebohan dengan judul 'Selain Ahok, Haram Dipilih sebagai Gubernur DKI.' Berikut adalah status lengkapnya:
SELAIN AHOK, HARAM DIPILIH SEBAGAI GUB DKIBaca: Saya Tidak Akan Memilih Pemimpin Kafir kecuali Darurat
Sekalipun belum memasuki 2017, perpolitikan DKI semakin memanas.Petahana Gub DKI, Ahok akan menghadapi politisi dan penjual Islam dan provider jasa penggalangan "rumput kering" yang gatel,ganjen, tak ada lain dalam benak mereka selain bagaimana mengkapitalisasi Islam dan menungganginya agar dapat ghanimah.Salah satunya si besar mulut. YIM. Ya gimana percaya, lha electoral treshold untuk dapat 1 kursi di DPR saja susah dan PBB nyungsep. Gurem dan tak laku.
Mengapa secara politik haram?
Pertama, secara kaidah nalar hukum Islam, maslahat publik itu prioritas. Ahok dalam rentang jabatannya terbukti bekerja amanah, shidiq,tabligh dan visioner. Prestasi dan kerjanya terukur,terlihat dan nyata untuk kemaslahatan publik DKI. Gagasan dan terobosannya menginspirasi publik sebagai model pejabat yang tegas, bersih, transparah, tidak nilep dan menjalankan nilai2 keislaman. Ahok itu islami dari Yusril Ihza sekalipun.
Kedua, dalam nalar Islam, prestasi,kinerja dan track record utama dari embel apapun. Al i'tibar fi al islami bi al amali la bi al nasabi. Apa prestasi YIM misalnya. Pantang mundur membela koruptor. Pak Adiyaksa secara kebebasan beragama yang jadi prinsip Islam sudah cela. Belum apa2 sudah rasis. Kalau Dani bagi saya hanya cari sensasi. Saya bukan pendukung poligami. Tapi lagu kawin 3 syairnya buruk dan cermin laki2 egois. Silakan poligami,tapi jangan perlakukan wanita seakan bukan manusia. Mereka punya hati dan perasaan. Bukan benda mati.
Ketiga, kepada ormas2 keislaman saya mau tanya?apa alasan mendasar kalian alergi prestasi Ahok?gak dapat subsidi?gak bisa dinego dan diteror atas nama Islam agar beli jasa keamanan kalian?gak bisa korup dan KKN utk dapat proyek dan upeti?Apa alasan syari yang riil tidak bisa menghargai kinerja Ahok?Adillah walau kepada anjing dan babi. Apalagi manusia. Apalagi jelas prestasinya. Kalian itu mennyepelekan ayat:"watawanu ala albirri..... wala taawanu ala istmi wa al udwan".Kalian justru sedang bersekongkol merusak bangunan good gouvernance dan role model transparansi yang rakyat dan warga butuhkan. Apa kalian oleh rezim sebelumnya selalu dimanjakan perut dan syahwat kalian?
Keempat, bangsa Indonesia membutuhkan model pejabat publik yang bernyali menegakkan warisan agung pendiri bangsa: Pancasila, UUD 45, Kebhinekaan dan NKRI. Ahok sedang merintis dan meletakkan tangga2 penegakannya. Mengapa kalian justru bernafsu merobohkannya?Mengapa kalian merecokinya?Yusril yang profesor itu kan kompetensinya narasi UU dan peraturan serta utak atik KUHAP agar kliennya bebas. Tak peduli yang penting bayar. Habis perkara. Prof YIM sehatkan partai anda itu. Bila kuasa baru saya dukung mulut besarmu. If not shame on u!
Kelima, Jakarta itu wajah Indonesia. Bila wajah ibukota muram,dekil dan kotor, tak baik bagi keindonesia. Apa yang ada,kualitas dan mutu dan dipamerkan di jantung Indonesia mudah menular dan dimodelkan bagi daerah lain di Indonesia. Lha kalau,misalnya YIM atau Dani yang jadi Gub DKI apa yang bisa disunnahkan bagi kebutuhan good gouvernance dan transparansi APBD yang lain?Track record YIM yang mana selain ramah kepada koruptor yang membayarnya?meneror musuh2nya dgn kompetensi hukumnya?